Rusia dilaporkan telah mengalami serangan dari Ukraina di awal tahun 2023. Gempuran tersebut terjadi di kota Makiivka, wilayah yang dikuasai oleh Rusia di timur Ukraina.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, 63 tentara Rusia tewas akibat serangan empat rudal yang dilakukan oleh Ukraina. Ini merupakan korban jiwa terbanyak yang dilaporkan oleh Moskow sejauh ini dalam konflik yang telah terjadi sejak Presiden Vladimir Putin memberikan perintah kepada pasukan Rusia untuk menyerang pada bulan Februari tahun lalu.
Walaupun tidak memberikan tanggal pasti ketika serangan terjadi, Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa diyakini pasukan Ukraina menyerang saat pasukan Rusia merayakan Tahun Baru. Sistem roket Himars yang dipasok oleh Amerika Serikat juga diduga digunakan dalam serangan tersebut dengan target adalah titik penyebaran sementara.
Sementara itu, meskipun tidak mengklaim serangan tersebut, militer Ukraina menyatakan bahwa hampir 400 tentara Rusia tewas. Mantan pemimpin separatis Rusia, Igor Strelkov, menyatakan bahwa pasukan yang terdiri dari sebagian besar orang-orang Rusia yang dimobilisasi ditempatkan di sebuah gedung yang tidak dilindungi yang “hampir seluruhnya” hancur akibat amunisi yang disimpan di tempat itu ikut meledak dalam serangan tersebut.
Dia menyatakan bahwa “ratusan” orang tewas dan terluka. Gubernur Samara, Dmitry Azarov, menyatakan bahwa di antara para korban terdapat juga penduduk di wilayahnya, dan menambahkan bahwa hotline telah disiapkan untuk kerabat mereka.
Beberapa orang di media sosial menuduh pihak berwenang Rusia meremehkan jumlah korban tewas. Seorang warga Rusia bernama Nina Vernykh bahkan menuliskan di jejaring sosial VKontakte, “Ya Tuhan, siapa yang akan percaya pada angka 63? Bangunan itu telah hancur total.” Kemeruapan mengenai serangan ini masih terus ditelusuri dan belum ada klarifikasi resmi dari pihak berwenang mengenai laporan yang beredar.