Beda tempat, beda pula hantunya. Begitulah keanekaragaman menyentuh bahkan hingga hal-hal yang gaib sekalipun.
Jika di Jepang ada Hanako, di Republik Dominika ada La Ciguapa. Pokoknya, tiap tempat punya hantunya masing-masing termasuk juga di Indonesia.
Seperti yang kita ketahui, terdapat dua jenis hantu paling ikonik di Indonesia, yaitu kuntilanak dan pocong. Namun, tiap daerah ternyata juga memiliki jenis hantunya masing-masing, termasuk di Serambi Makkah.
Dalam Keanekaragaman Suku dan Budaya di Aceh (2004), Rusdi Sufi dkk menguraikan jenis-jenis hantu berdasarkan tempat tinggal, keyakinan, dan wujudnya. Matauro mempersempitnya menjadi tujuh, sebagai berikut:
1. Buröng Tujöh
Dikenal sebagai sosok hantu yang suka mengganggu anak-anak dan orang dewasa. Korbannya akan berperilaku tak lazim.
Orang yang dirasuki oleh hantu jenis ini biasanya perlu dirukiah. Buröng Tujöh sering juga dikaitkan dengan penganut ilmu hitam.
2. Beunô
Hantu satu ini menganggu orang yang sedang tidur, terutama dalam keadaan terlentang. Beunô akan menimpa tubuh orang tersebut sampai ia kesulitan untuk bernapas.
Gangguan oleh Beunô dikenal masyarakat Aceh dengan istilah diginton lé Beunô atau ditimpa oleh Beunô. Gejalanya amat mirip dengan ketindihan atau dalam ilmu medis disebut sleep paralysis.
3. Baluem Beudé atau Baluem Bili
Hantu satu ini sering dikait-kaitkan dengan penyebab orang tenggelam. Di Aceh Tengah, hantu ini dikenal pula dengan nama Lembide.
Konon, korban hantu air ini akan dibawa ke dasar sungai lalu diisap darahnya melalui jari kaki sampai mati. Karena itu, jika kamu melihat sesuatu yang menyerupai gulungan tikar yang hanyut di permukaan sungai, menjauhlah!
4. Jén Apui
Sosok hantu satu ini di daerah Jawa dikenal dengan sebutan Banaspati. Hantu ini menyerupai bola api yang melayang-layang di malam hari.
Banyak cerita yang mengungkap betapa menyeramkannya teror hantu satu ini. Cerita tentang Jén Apui selalu diwarnai dengan pengalaman dikejar sampai terbirit-birit.
5. Geunteut
Sosok hantu satu ini dikisahkan suka menculik anak kecil pada waktu magrib. Korbannya akan dibawa ke pohon besar lalu dimakan atau disangkutkan di sana hingga kelak ditemukan oleh warga.
Geunteut sering digambarkan sebagai sosok yang awalnya bertubuh amat kecil tetapi seketika menjulang hingga setinggi pohon kelapa.
6. Sane
Rawa-rawa atau sungai yang airnya tidak mengalir atau tergenang dipercaya sebagai tempat yang dihuni oleh Sane. Sosoknya juga diistilahkan sebagai Môn Tuha atau sumur tua.
Karena itulah, banyak yang meyakini bahwa sumur tua yang sudah ditinggalkan, terutama yang berada di dalam hutan dihuni oleh hantu ini.
7. Tuléueng Dông atau Burong Tuléueng
Selain Sane, salah satu hantu yang kisahnya jarang diketahui generasi muda di Aceh adalah Tuluéung Dông atau di beberapa wilayah dikenal dengan Burong Tuléueng atau Hantu Bertulang. Seperti namanya, hantu satu ini berwujud tengkorak yang suka menampakkan wujudnya pada malam hari.
Demikianlah tujuh jenis hantu pilihan Matauro. Kalau kamu punya kisah hantu lainnya, silakan isi di kolom komentar, ya.