Dalam salah satu tayangan di kanal YouTube Vindes, Komeng yang saat itu menjadi bintang tamu langsung membuat seisi studio tertawa padahal acara baru saja dimulai. Pelawak bernama asli Alfiansyah Bustami itu belum apa-apa sudah menarik pajangan berupa headstock (kepala gitar) yang tersembunyi di balik di punggung Vincent, sembari menceletuk:
“Oma (Rhoma) tu ampe ke rumah gua nyariin ginian, nih...,” sela Komeng sambil menunjuk-nunjuk benda tersebut yang membuat kedua host tertawa telak.
Candaan Komeng tersebut terjadi secara spontan. Itu menunjukkan bahwa seorang pelawak senior seperti dirinya memiliki kemampuan yang tidak bisa diragukan lagi dalam hal berpikir cepat untuk mengolah benda-benda di sekitar sebagai bahan lawakan.
Namun, pikiran siapa pula yang tidak akan tergelitik untuk mengingat Rhoma demi melihat headstock gitar menganggur tanpa neck (leher) seperti itu. Si Raja Dangdut seakan satu-satunya musisi pemilik “gitar buntung” di dunia ini karena yang sering tampil di TV nasional dengan alat musik seperti itu terbilang amat langka selain dia seorang.
Untuk diketahui, Rhoma tidak pernah memesan ke manufaktur gitar mana pun untuk membuat gitar seperti itu. Gitar buntung milik Rhoma dibeli beberapa dekade yang lalu di sebuah toko alat musik Hongkong bernama Tom Lee Music.
Mengutip kanal YouTube Miing Bagito, Rhoma saat itu tanpa sengaja melihat sebuah gitar buntung tergantung di etalase toko musik di seberang hotel tempatnya menginap. Merasa tertarik dengan bentuknya yang garib, ia pun segera masuk ke dalam toko untuk menanyakan harga gitar tersebut.
Namun, pemilik toko menjawab bahwa mereka tidak menjual gitar tersebut karena yang dilihat oleh Rhoma adalah prototipe dari model gitar yang belum bisa diedarkan di pasaran. Karena penasaran, keesokan harinya Rhoma datang kembali untuk merayu pemilik toko agar mau melepas gitar tersebut kepadanya, tetapi lagi-lagi ia pulang dengan rasa kecewa.
Rhoma bolak-balik ke toko musik tersebut tiga hari lamanya. Pada hari ketiga, kebetulan sekali si pemilik toko baru saja membaca Asiaweek edisi XVI-terbitan 20 Desember 1985-dan alangkah terkejutnya ia mengetahui bahwa Rhoma dinobatkan sebagai Southeast Asia Superstar oleh majalah tersebut.
Demi mengetahui bahwa lelaki yang berniat membeli gitar ini bukanlah orang sembarangan, pemilik toko musik itu pun memutuskan untuk menghubungi pihak perusahaan gitar tersebut. Singkat cerita, Rhoma pun berhasil membawa pulang Steinberger GM1T dengan kisaran harga 20-an juta rupiah.
Perusahaan Steinberger Guitars sendiri kerap diasosiasikan dengan gitar listrik dan bass tanpa kepala alias buntung, juga dikenal sebagai pionir dari inovasi tersebut. Manufaktur yang awalnya dibawahi oleh perancang gitar bernama Ned Steinberger itu telah diakuisisi oleh Gibson sebagai induk perusahaan sejak 1987.
Rhoma sendiri mengoleksi dua Steinberger lain yang dibelinya belakangan, yaitu Steinberger GU-7 Deluxe berwarna merah api, dan Steinberger GM2S berwarna putih. Namun, Rhoma bukanlah satu-satunya pengguna Steinberger.
Wikipedia menaruh nama Rhoma ke dalam lis gitaris terkenal atau notable players pengguna Steinberger, antara lain, Eddie Van Halen, David Gilmour, Don Felder, dan Vito Bratta. Eddie Van Halen sendiri ikonis dengan Steinberger 5150 yang kerap dimainkannya secara atraktif dalam sejumlah konser.
Headless guitar ini memiliki ciri khas berupa penyetem atau tuner yang telah dipindahkan ke bodi atau di belakang bridge. Karena dirancang tanpa adanya headstock, gitar jenis ini secara ergonomik telah mengurangi ketegangan akibat beban pada bagian selempang di area bahu.
Mengutip reverb.com, beberapa perusahaan yang mengikuti jejak Steinberger-dan cukup terkenal sebagai pendatang baru-antara lain, Stranberg dan Kiesel. Nama yang cukup sering terlihat dengan merek pertama adalah Tosin Abasi dan Javier Reyes dari Animals As Leaders-keduanya bahkan punya model signature mereka sendiri.
Sementara itu, gitaris progresif metal Clay Gober dari Polyphia juga tercatat pernah menggeber Kiesel-merek ini juga kerap diasosiasikan dengan Allan Holdsworth, gitaris jazz dan progresif rock terkenal asal Inggris. Merek lain yang ikut mengorbitkan gitar tanpa kepala antara lain, Legator, Eart, Asmuse, Mayones, dan Teuffel.
Selain itu, sejumlah perusahaan, seperti Hohner dan Cort, tercatat telah melisensikan inovasi serupa. Ibanez belakangan juga menelurkan produk headless mereka sendiri dalam Q-Series, yang salah satunya terinspirasi ke dalam model signature ICHI10 milik gitaris asal Jepang Ichika Nito.
Jauh setelah Komeng, dalam sebuah sesi khusus Titiek Puspa yang diunggah kanal YouTube Tonight Show, Vincent Rompies bercerita bahwa baru-baru ini diirinya kena damprat Rhoma Irama:
“Dia kejar-kejar saya,” kata Vincent.
“Kenapa?” tanya host lain hampir bersamaan.
“Karena ternyata…,” sepertinya kita sudah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Vincent mengeluarkan properti berupa headstock gitar terbuat dari stirofoam, dan lagi-lagi satu studio pun tertawa.