Pada suatu malam yang gerimis, aku melintas di Simpang Kodim Banda Aceh. Seingatku, waktu itu jam baru menunjuk pukul 21.00, tetapi jalanan mulai terlihat sepi. Aku baru saja pulang ngopi bersama teman-teman bestie-ku dan terlintas kembali obrolan kami tentang nasib salah seorang teman yang baru saja ditinggal pergi suaminya yang merantau ke Malaysia. Padahal, mereka baru 5 bulan menikah. Usaha suaminya berjualan di kios ternyata tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga. Namun, cahaya videotron milik Bank Syariah Indonesia (BSI) yang kelewat menyilaukan, bahkan menyakitkan mata, tetiba menyadarkan ingatanku serta membuat motorku oleng, dan bruukk!, aku terjatuh. Bukan dalam pelukan suami yang keberadaannya entah di mana dan siapa, ternyata aku mencium aspal. Benar-benar mencium dalam arti yang sebenarnya. Karena apa? Karena silaunya videotron milik BSI.
Begini loh bapak dan ibu pimpinan Bank BSI cabang Aceh yang mulia, terhormat dan moga-moga asoe surga. Videotronnya disetel yang bagus dan ramah mata sikit kenapa? Jangan apa kali ye kan. Janganlah maksa kali. Toh, aku yakin bank anda, kan yang paling banyak nasabahnya. Jadi jangan sampai kesilauan videotronnya itu terasa seperti cahaya nuraka, menyengsarakan orang gitu, loh. Apalagi orang sepertiku yang penglihatan matanya membutuhkan bantuan kaca mata, bahaya sekali bapak, ibu.
Coba sesekali bapak-ibu pimpinan Bank BSI yang nasib penglihatannya sama dengaku melihat videotron itu, pasti kacamata anda bisa pecah atau bikin pening kepala (semoga bapak-ibuk tidak terjatuh seperti aku). Akan tetapi jangan juga gara-gara curhat ini aku tidak jadi mendapat restu sekiranya kelak aku berjodoh dengan putra bapak-ibu. Atau, siapa tau someday aku ingin melamar pekerjaan di Bank BSI, dan mudah-mudahan diterima, ya.
Oh, ya, btw biaya pengadaan dan perawatan videotron itu pasti mahal sekali, ya. Dengan aset dan jutaan masyarakat Aceh yang menjadi nasabahnya, Bank BSI pasti sanggup membiayainya. Namun, mengapa ya, dengan duit sebanyak itu, mesin ATM Bank BSI sering enggak keluar uangnya. Di beberapa ATM mesin pendingin ruangan juga nggak menyala. Bikin gerah dan panasnya seperti berada di pinggir kawah gunung api. Mohon dijawab dan segera diperbaiki ya bapak-ibu pimpinan BSI.
