Ke hadapan kawan-kawan muda yang sedang menunggu dan mempersiapkan diri mengikuti tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun ini, saya ingin menjabat erat dan menepuk akrab pundak kalian sembari mengajak kalian ngopi di sebuah warung pinggir kota yang menghadap hamparan sawah. Sementara sengau angin bertiup teduh, menghadirkan kedamaian yang tak pura-pura, izinkan saya mengutarakan beberapa tips dan penyemangat yang tak pernah kalian dengar sebelumnya.
Jadi begini:
Jangan pernah percaya kepada siapapun yang mengatakan bahwa menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) bermakna menjadi manusia yang tidak merdeka. Atau khotbah dari pejabat-pejabat yang menganjurkan kalian agar jangan mendaftar CPNS, yang menurut mereka alih-alih mendaftar CPNS lebih baik anak-anak muda menjadi pengusaha saja.
Omong kosong! jangan pernah percaya omongan pejabat, apalagi jika itu disampaikan pada seminar buang-buang anggaran di akhir tahun. Itu hanyalah siasat para pejabat agar kalian tidak mendaftar CPNS. Bukan apa, kehadiran kalian, meski miskin dan berasal dari kampung namun berotak cemerlang, itu berpotensi betul menyisihkan sanak famili para pejabat yang juga sedang berjuang mempersiapkan diri menjadi PNS.
Sebab kebanyakan pejabat yang beri motivasi agar kalian jangan mendaftar CPNS, rata-rata anak mereka, keponakan hingga sanak keluarga mereka adalah PNS, bahkan ada pula yang menjadi pegawai kontrak di pemerintahan.
Menjadi PNS sama sekali tidak membuat kalian menjadi babu. Posisi sebagai PNS juga tidak akan pernah merintangi kalian untuk menjadi pengusaha atau membatasi kalian dari inovasi dan imaji.
Tunggu sebentar. Saya tidak boleh terlalu terburu-buru berbicara seperti ini. Pesan dulu minuman kalian. Jika kalian perokok, nyalakan dulu rokokmu. Lantas tarik nafas, tapi jangan terlalu dalam. Perhatikan, apakah di kiri dan kananmu ada pejabat atau tim sukses politisi. Jika ada, baiklah saya akan berbicara lebih lantang:
Lihatlah, belasan triliun dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) kini Sebagian besarnya dinikmati oleh birokrat. Bahkan menurut Pak Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, 70 % APBA di Aceh itu dinikmati oleh pegawai. Maka nikmat pekerjaan mana lagi yang hendak engkau dustakan.
Kelak, saat telah menjadi bagian dari elit birokrasi, selain menerima gaji dan tunjangan jabatan, kalian juga akan mendapatkan honor tambahan dari puluhan SK kegiatan dan program di unit-unit tempat kalian mengabdi.
Itu belum lagi fee yang bakal kalian dapatkan dari rekanan dan kontraktor proyek. Yang angka-angkanya dapat membuat kalian bisa liburan ke luar negeri di akhir bulan, atau dapat mengajak keluarga umrah dan haji tiap tahun. Itu jika seandainya kalian mau sedikit culas dan korup. Tapi coba dicek, di mana hari ini ada proses lelang proyek yang berjalan secara adil? Dimana ada proyek pembangunan tanpa aliran fee? Niscaya tidak akan ada jawabannya kecuali dari rumput yang bergoyang.
Atau saat kalian telah menjadi PNS, sementara kalian punya minat yang luar biasa dalam bidang bisnis, terutama bisnis konstruksi, atau pengadaan barang. Itu juga soal gampang. Kalian tinggal mendirikan sebuah perusahaan, tunjuk orang-orang yang kalian percayai sebagai direktur perusahaan. Maka, semudah Thanos menjentikkan jari untuk mewujudkan keinginannya, kalian tinggal memilih proyek mana yang akan kalian ikuti, dan sebagai orang dalam, kalian akan punya akses yang luar biasa untuk memenangkan proyek dimaksud.
Sekali lagi, ini hanya jika kalian mau sedikit culas dan korup. Tapi coba tunjuk, kapan proyek-proyek milik rakyat Aceh dilelang secara bersyariah.
Atau setelah lulus PNS, sementara kalian memiliki hasrat untuk mendirikan bisnis kuliner atau bisnis lainnya, padahal selama ini terkendala modal. Gampang juga. Kalian tinggal taruh Surat Keputusan (SK) pengangkatan kalian di bank sebagai jaminan, maka berapa pun modal yang kalian inginkan, tinggal teken. Persoalan masuk kantor juga gampang. Kalian hanya perlu tekan fingerprint tiap pagi, dan kemudian bisa berleha-leha kemanapun. Balik lagi saat sore, fingerprint lagi. Dan pandai-pandailah ambil hati atasan, selesai urusan. Ngantor jalan, bisnis oke. Sekali lagi, itu jika kalian bersedia sedikit culas dan korup.
Maka mengantre di depan pintu pendaftaran CPNS tidak akan membuat kalian hina. Itu adalah jalan memperbaiki nasib dan mengangkat marwah terutama di hadapan calon pasangan dan mertua.
Setelah lulus PNS, kalian juga akan lebih bebas mengembangkan potensi dan bakat apapun yang kalian miliki. Misalnya menjadi pelukis, pengarang, cenayang atau aktivis sosial.
Semua bakat kalian akan terkembangkan dengan baik, sebab sembari berjuang memenuhi bakat, kalian sudah tak perlu lagi memikirkan bagaimana caranya membikin dapur agar tetap mengepul. Sebab profesi PNS kalian yang akan melakukannya. Sekali lagi, ini yang terakhir, itu jika kalian mau sedikit culas dan korup.
Meskipun demikian, kalian bisa juga menjadi PNS yang sebenar-benarnya. Saat bertugas, kalian pasti akan menemukan beberapa PNS yang berdiri di atas idealismenya, menolak segala godaan di atas. Bergeming pada pendiriannya. Contoh-contoh di atas hanyalah secuil keburukan dari segunung kebaikan dari menjadi PNS.
Penulis: Miswar Ibrahim Njong